Ayam Goreng Almaz, Sudah Coba Belum?
Jika dibilang menunggangi isu Palestina, sebagian orang bisa saja menganggap bisnis ayam goreng Almaz dikatakan demikian. Kemunculannya bertepatan dengan agresi militer Israel kepada warga Palestina di Gaza. Selain itu, Almaz juga memberikan pernyataan bahwa sekian persen dari keuntungan yang mereka dapatkan akan didonasikan untuk warga Palestina.
Saya tidak akan terlalu membahas polemik tersebut. Saya justru ingin mengomentari bisnis ayam goreng yang dilakukan oleh Almaz. Secara sederhana, KFC terhambat perkembangannya karena produk alternatif sejenis sudah semakin banyak dan semakin mudah dijangkau dengan harga yang lebih murah. Di setiap gang, ada penjual ayam goreng tepung ala-ala KFC ini.
Hal ini juga mengingatkan saya pada bisnis rokok yang dilakukan Gudang Garam. Baru-baru ini kita mendapat berita bahwa profit Gudang Garam anjlok gila-gilaan. Penyebabnya tentu saja kemunculan rokok "ilegal" (karena biasanya tidak ada cukai) yang tersebar semakin luas di kalangan masyarakat dan tentunya dengan harga yang lebih terjangkau.
Nah, ada yang berbeda dari produk yang ditawarkan oleh Almaz. Pertama, ia menawarkan ayam goreng dengan olahan khas timur tengah, dengan aroma dan rempah yang khas. Ia mememberikan varian baru untuk olahan ayam goreng tepung, ditambah lagi dengan nasi kebuli yang disajikan. Produk Almaz ini tidak ada di pinggir-pinggir jalan dan pastinya bikin orang penasaran.
Apakah bisnis ini bisa tahan lama? Mungkin saja, asumsinya adalah karena saat ini produk alternatif belum terlalu banyak. Jika butuh makanan olahan ala-ala timur tengah, Almaz bisa menjadi rujukan. Mungkin nanti, ketika tiap gang sudah membuat varian ala-ala timur tengah dan dengan harga yang lebih terjangkau lagi, posisi Almaz bisa saja goyang.
Apapun yang terjadi, kemunculan Almaz paling tidak membuka lapangan baru bagi para pekerja di Indonesia. Btw apakah Anda sudah mencoba produk Almaz? Sejauh ini saya cocok-cocok saja.
Saya tidak akan terlalu membahas polemik tersebut. Saya justru ingin mengomentari bisnis ayam goreng yang dilakukan oleh Almaz. Secara sederhana, KFC terhambat perkembangannya karena produk alternatif sejenis sudah semakin banyak dan semakin mudah dijangkau dengan harga yang lebih murah. Di setiap gang, ada penjual ayam goreng tepung ala-ala KFC ini.
Hal ini juga mengingatkan saya pada bisnis rokok yang dilakukan Gudang Garam. Baru-baru ini kita mendapat berita bahwa profit Gudang Garam anjlok gila-gilaan. Penyebabnya tentu saja kemunculan rokok "ilegal" (karena biasanya tidak ada cukai) yang tersebar semakin luas di kalangan masyarakat dan tentunya dengan harga yang lebih terjangkau.
Nah, ada yang berbeda dari produk yang ditawarkan oleh Almaz. Pertama, ia menawarkan ayam goreng dengan olahan khas timur tengah, dengan aroma dan rempah yang khas. Ia mememberikan varian baru untuk olahan ayam goreng tepung, ditambah lagi dengan nasi kebuli yang disajikan. Produk Almaz ini tidak ada di pinggir-pinggir jalan dan pastinya bikin orang penasaran.
Apakah bisnis ini bisa tahan lama? Mungkin saja, asumsinya adalah karena saat ini produk alternatif belum terlalu banyak. Jika butuh makanan olahan ala-ala timur tengah, Almaz bisa menjadi rujukan. Mungkin nanti, ketika tiap gang sudah membuat varian ala-ala timur tengah dan dengan harga yang lebih terjangkau lagi, posisi Almaz bisa saja goyang.
Apapun yang terjadi, kemunculan Almaz paling tidak membuka lapangan baru bagi para pekerja di Indonesia. Btw apakah Anda sudah mencoba produk Almaz? Sejauh ini saya cocok-cocok saja.
Comments
Post a Comment