Gelagat Bajaj Hengkang, Pulsar 180 UG3 Saya Gimana Nasibnya?

Bagaimana jika Anda mendapatkan pemberian sesuatu yang berharga, dan satu-satunya cara untuk menghargai pemberian tersebut adalah tetap menjaga dan merawat barang yang diberikan tersebut?

Yap, begitulah kisah Bajaj Pulsar 180 UG3 milik saya. Pemberian berharga dari orang tua, dan sekarang yang bersangkutan sudah almarhum. Menurut saya, tetap menggunakan motor ini merupakan salah satu cara untuk memberikan pahala buat bapak saya yang sudah meninggal.


Salah satu cara agar motor tetap bisa dipergunakan adalah merawatnya agar tetap dalam kondisi prima. Sebenarnya tidak perlu prima-prima amat, asalkan dia bisa mengantar saya mencari rezeki dengan tenang. Namun, kondisi belakangan yang muncul dari si Pulsar menunjukkan kekhawatiran.

Berikut ini beberapa penyakit dan keluhan setelah enam (6) tahun memiliki Bajaj Pulsar 180 UG3:

Motor Oleng
Motor tiba-tiba suka mengayun ke kiri dan kanan. Stang tiba-tiba terasa kaku. Bahkan pantat juga terasa mengayun ke kiri-kanan. Sudah dibawa ke beres (bengkel resmi) dan mengatur komstir depan hasilnya belum menunjukkan perbaikan.

Dugaan lain, saya lihat ada rembesan oli dari shock sebelah kanan sehingga saya kira mungkin saja motor oleng karena shock depan tidak seimbang. Setelah dicek, ternyata shock tidak bocor karena sill dikabarkan kering. Sesudah diganti oli dan disesuaikan kembali takarannya pada kedua pipa, penyakit oleng dan stang berasa kaku masih tetap ada.

Hasil muter-muter di internet, dugaan berikutnya mungkin pada bearing roda (laker) atau pada peluru komstir.

Bush Arm
Buntut dari point pertama, mekanik mengatakan bahwa bush arm pulsar sudah goyang sehingga oleng motor ikut menggoyang posisi duduk. Mekanik menyarankan penggantian, namun ternyata part yang dimaksud tidak ada.

Bush arm sempat diakali dengan digerinda pada selongsong besi supaya jadi lebih pendek. Hasilnya memang bagian belakang motor tidak terasa goyang, namun muncul bunyi "krek - krek" ketika menghantam jalanan bergelombang.

Bunyi pada Rantai Belakang
Akhirnya part bush arm didapat dan segera dilakukan penggantian. Herannya setelah diganti bush arm baru, bunyi "krek - krek - kretek" jadi pindah ke rantai belakang. Berisiknya ampun-ampunan, bikin dada deg-deg-an karena muncul perasaan-perasaan was-was rantai putus di jalan.

Dulu kalau muncul bunyi seperti ini, biasanya setelan rante sudah kendor karena aus. Namun kali ini setelan rantai sudah lumayan keras, dan bunyi "krek - krek" ini masih tetap ada.

Saat ini lagi mencari gear set atau ganti rantai baru, siapa tau penyakit tersebut hilang. Part substitusi rupanya disediakan juga oleh pihak ketiga, seperti dari Indoparts.

Cap Camshaft Sering Bocor
Bentuknya lingkaran berwarna hitam dan terletak pada sisi kanan mesin motor, tepat di atas busi. Part ini memang terbuat dari karet pipih yang menutup mesin bagian atas motor. Logikanya tentu saja kebocoran pasti terjadi karena daya tahan karet menurun terkena panas motor.

Anehnya, part bawaan motor sangat awet, hingga dua tahun, dibandingkan dengan part pembelian resmi yang cuma punya daya tahan tiga sampai enam bulan. Gaya mengemudi saya pun terbilang standar, karena umur juga sudah tidak sanggup buat kebut-kebutan.

Cara ekstrim (hehe, piss mas beroh) dilakukan oleh mas ini di Yogyakarta, dimana seal Cap Camshaft diberi lem khusus.

Ketersediaan Part yang Sulit
Bajaj sepertinya menunjukkan gelagat mau pergi dari Indonesia setelah memutuskan tidak lagi melakukan penjualan untuk semua motor Bajaj Pulsar, baik itu seri 135 LS, 180 UG4, dan 220 di tahun 2012.

Tanda-tanda berikutnya mereka akan kabur adalah banyaknya dealer resmi Bajaj yang tutup pada akhir tahun 2012 hingga pertengahan 2013.

Gelagat makin menguat manakala produk terbaru yang dinanti-nantikan oleh para pengguna loyal, ternyata malah diedarkan melalui Kawasaki. Dan kini, produk Bajaj-Kawasaki tersebut peredarannya masih terhambat.

Hasil Gugling di situs Bing.com (halah) menunjukkan bahwa Bajaj sebelumnya pernah kabur dari Indonesia dan menyisakan Bajaj Pulsar 150 (buntut belakang motor mirip Thunder). Mental kabur tersebut sepertinya masih dipelihara oleh Inspektur Vijay dkk.

Tercatat saya sudah beberapa kali mengkanibal si UG3, semua karena terpaksa oleh keadaan :-( . Kampas rem depan pakai punya Vario lama yang dudukannya digerinda dulu, kampas rem belakang yang langsung plek pakai punya Suzuki Thunder 125, laker ban belakang milik RX-King ukuran 6302 dan 6202, serta aki basah Yuasa milik Vespa jadul 2 tak yang dipaksa masuk kedudukannya. Masalah-masalah di atas terkesan sepele, namun bagi pengguna biasa yang sama sekali buta soal motor, masalah tersebut tidak lagi sepele. Sama halnya ketika Anda panik ketika komputer/handphone tidak mau booting (nyala), padahal itu cuma soal sepele buat tukang servis komputer.

Kalau Bajaj beneran kabur, saya bakal tetap pakai ini motor sampai titik darah penghabisan hingga mesinnya tidak bisa digunakan lagi. Saya juga harus melihat kreativitas komunitas Vespa jadul dan Kymco yang sudah merasakan getirnya ditinggal oleh orang yang mereka cintai...

Comments

Popular posts from this blog

2021 Lalu Saya Covid

Logitech G300S Saya Rusak (2)