Hari ini libur. Kalau dilihat dari kalender, merahnya tanggal 9 Maret 2009 karena perayaan Maulid Nabi Muhammad, dan dalam penanggalan Hijiriahnya 12 Rabiul Awal 1430. Jadi, berterimakasihlah yang lagi mesum di villa puncak (jabar) bisa berlama-lama kita bisa me-refresh otak lebih lama lagi agar siap melalui hari2 padat dieksploitasi kapitalisme (pemilik modal) kerjaan di kantor.
Beberapa saat setelah Nabi Muhammad meninggal, sahabatnya (Abu Bakar) menanyakan kepada istri nabi (Aisyah) perihal perbuatan lain yang belum pernah ia lakukan sesuai dengan berbagai perilaku hidup Nabi Muhammad semasa hidup. Abu Bakar takut barangkali ia melewatkan sesuatu amalan. Aisyah menjawab, tidak ada lagi yang terlewat perihal itu. Dia menegaskan pula kepada Abu Bakar bahwa ia adalah orang yang paling sempurna mengikuti segala amalan Nabi Muhammad.
Abu Bakar mencoba meyakinkan kembali Aisyah mengenai hal itu. Aisyah berpikir sejenak, dan akhirnya menemukan sesuatu. Aisyah mengatakan bahwa Nabi memiliki kebiasaan menyuapi makan seorang Yahudi tua yang sudah buta di ujung gang rumahnya. Orang tua itu punya kebiasaan memaki-maki Muhammad (wajar saat itu Islam sedang menguasai Yahudi, bangsa Yahudi dianggap sampah dan dipandang hina). Tiap hari nabi memberikan bahan makanan terbaik yang diberikan kepada orang tua itu sambil dimaki-maki oleh orang tua itu.
Mendengar hal itu, Abu Bakar bergegas membuat bahan makanan dengan bahan terbaik dan segera menuju tempat orang tua itu. Sesampainya di tempat orang tua itu, ia mulai menyuapi makanan. Orang tua yg disuapi tiba-tiba berteriak marah;
OT: “Kamu siapa? Bukan orang yang biasanya menyuapiku” AB: “Aku orang yang biasanya” OT: “Tidak, orang yang biasanya menyuapiku dengan lemah lembut. Ia tidak menyuapi sebelum makanan di mulutku habis. Sebelum menyuapi, ia melembutkan makanannya dulu agar bisa masuk mulutku. Mana orang yang biasanya?”
Mendengar hal itu, Abu Bakar menangis. Kemudian dia mengatakan kepada orangtua itu bahwa orang yang biasa menyuapinya telah meninggal. Orangtua itu pun terdiam sesaat, kemudian dia menanyakan kepada Abu Bakar, siapa orang yang biasa memberinya makan. Abu Bakar menjawab bahwa orang yang biasa menyuapinya adalah Muhammad, dan dirinya adalah Abu Bakar.
Mendengar hal itu orang tua itu menangis. Kemudian dia berkata kepada Abu bakar bahwa saat itu juga dia masuk Islam.
PS:
Well, today is holiday. I hope we not forget the essential value for this holiday. Happy Maulid Nabi Muhammad.
Sampai sekarang saya belum nemu contoh lagi pemimpin yang kayak dia. Sudah tidak ada lagi (paling Ahmadinejad yang rada-rada mendekati dari segi kesederhanaan)
Di dalam mata pelajaran Geografi dulu di SMA, kita pernah mempelajari komposisi penduduk berdasarkan usianya. Negara yang berkembang ditandai dengan lebih banyaknya angka kelahiran, ketimbang angka kematian penduduknya. Untuk komposisi negara modern, biasanya jumlah angka kelahiran dan kematian berimbang. Ada juga negara yang angka kelahiran lebih sedikit, ketimbang angka kematian. Selanjutnya jika dibuat dalam bentuk grafis, akan didapat ilustrasi dalam bentuk piramida. Contoh konkret untuk kategori ketiga ini (penduduk usia tua lebih banyak) ada di tempat kerja saya. Terhitung sudah ada dua orang tenaga kerja yang di kirim dari Jepang ke tempat saya dengan usia di atas 60 tahun. Ketika saya ngobrol dengan mereka, ternyata mereka merupakan pensiunan, namun mereka masih mengikuti program pemerintah Jepang untuk dikirim ke Indonesia. Salah satu pekerja yang hampir berusia 70 tahun, bahkan belum menikah (paling tidak ini kabar terakhir saya dengar). Nah, kita sering mendengar istilah b
Around last July 2022, place where I worked, the arrival of employees from Japan. His name is Takashi, and he seems to be over 60 years old. I’ve told a little about him in the following writing . Now, after more or less 8 months, Takashi will return to Japan. The boss at my place decided to hold a farewell party for Takashi.
Baru-baru ini teman saya meng- update status di media sosial. Ia mengeluhkan mahalnya nasi uduk dengan menu standar yang ia beli. Menu standar nasi uduk ini antara lain kondimennya (jiah kondimen) nasi uduk, bihun, tempe orek, dan semur tahu. Untuk racikan tersebut, paling mahal biasanya ia cukup membayar 12 ribu rupiah saja. Namun baru-baru ini lebaran H+2, ia mendapati tukang nasi uduk yang menjualnya dengan harga 15 ribu rupiah. Nah tukang nasi uduk tadi mungkin sadar betul bahwa tidak ada saingan di sekitarnya sehingga ia dengan santainya menaikkan harga jual dagangannya. " Kalo elu ga cocok, silakan cari tukang nasi uduk lain. Itu juga kalo elu dapet. Awokwok ". Selain pulang kampung, bisa jadi saingan tadi masih istirahat karena ada saudara yang datang berkunjung. Mereka masih ingin memanfaatkan waktunya untuk bersilaturahmi dengan saudara dan kolega. Berikutnya adalah tradisi-tradisi selepas lebaran yang masih berkaitan dengan makanan. Di hari H Idul Fitri, orang
Comments
Post a Comment