Siapa yang Bodoh?

Setelah diekspos sedemikian tinggi, ternyata harus jatuh begitu keras. Lagi-lagi kasus plagiatisme terbongkar dan para pelakunya orang Indonesia yang dipuji sedemian rupa setinggi langit. Rakyat Indonesia sepertinya lelah dengan berbagai kasus2 ketidakadilan di negeri ini, sehingga manakala muncul suatu terobosan yang terbilang baru di negara ini (namun usang di luar negeri), mereka menyambutnya dengan suka cita.

Dahulu kita pernah dengar ada warga Indonesia yang mengaku membuat berbagai soundtrack lagu-lagu game top produksi Jepang, namun ternyata hanya mengaku-ngaku. Ekspetasi masyarakat semakin meningkat manakala mengetahui sang “creator” adalah seorang tuna netra. Kebohongan sang author terbongkar setelah dilakukan cross check dengan komunitas luar, ia pun membuat pernyataan bahwa ia bukan author dari lagu-lagu game tersebut.

Kini ekspetasi masyarakat Indonesia dipompa kembali dengan munculnya bocah-bocah jenius di bidang IT. Mereka berhasil membuat aplikasi web jejaring sosial semacam Facebook dan aplikasi keamanan antivirus. Predikat apalagi yang patut disematkan pada bocah-bocah di bawah usia SMP tersebut selain anak jenius. Namun, kenyataan pahit segera terkuak. Program-program mereka merupakan modifikasi dari aplikasi berlisensi FLOS yang bersifat gratis dengan kode pengembangan terlampir.

Kalau boleh menjustifikasi, siapa yang bodoh dalam hal ini? Pelaku tindakan plagiatnya kah? Media yang mengeksposnya kah? Atau pemerintah yang ikut mendukung mereka?

Comments

Popular posts from this blog

2021 Lalu Saya Covid

Logitech G300S Saya Rusak (1)