Judi Online dan Lesunya Ekonomi

Banyak orang mengeluh ekonomi sulit, terutama para pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM). Salah satu tersangka utama adalah penyelenggara judi online di Indonesia. Pasalnya, para penyelenggara praktik perjudian tersebut (bandar) adalah orang asing. Hal ini menyebabkan perputaran uang tidak terjadi di dalam negeri, melainkan ke luar negeri.

Dulu jika orang memiliki uang 100 ribu, mereka akan belanja makanan dan sembako di warung terdekat. Kini dengan adanya judi online, orang punya pikiran bahwa uang 100 ribu yang didepositkan akan bertambah menjadi lima juta. Harusnya uang berputar di lingkungan masyarakat pelaku UMKM, kini uang tersebut justru ditransfer ke rekening bandar di luar negeri.

Akibatnya, orang akan belanja alakadarnya dengan budget seketat mungkin. Pelaku bisnis UMKM menjadi lesu karena transaksi yang berlangsung menjadi tidak terlalu masif. Belum lagi isu yang santer belakangan ketika tukang parkir membuat seret pelaku UMKM. "Uang 2000 ribu tidak akan membuat Anda jatuh miskin, tapi sebaliknya dapat membuat saya (selaku juru parkir) menjadi kaya".

Sejarah selalu mencatat bahwa tidak pernah ada penjudi yang menang melawan bandar. Segala kemenangan yang diberikan merupakan stimulus agar penjudi mau bertaruh lebih besar lagi di game berikutnya. Sementara itu, sang bandar sudah menyiapkan algoritma sedemikian rupa agar penjudi tetap terikat dalam permainan sementara hartanya terus dikuras perlahan oleh bandar.

Comments

Popular posts from this blog

2021 Lalu Saya Covid

Logitech G300S Saya Rusak (2)