Ciri-ciri Bolot

Pada suatu ketika di keramaian, entah di mal, cafe, atau bahkan warteg di pinggir jalan sekalipun, kita sering mengucapkan:

“Lu ngomong apa tadi?”
“Hah?”
“Apaan?”
Tanpa sadar kita sering meminta lawan bicara untuk mengulang kembali perkataannya. Dari sini kita bisa menduga bahwa kita terkena penyakit bolot.

Okeh, jika menurut Anda ini masih terlalu dini, coba lihat lagi kebiasaan2 yang lain. Anda sering melihat orang lain yang menggumam di depan Anda sendiri? Sadarilah, ternyata orang tersebut tidak menggumam, melainkan berbicara pelan. Jangan terlalu diambil hati soal itu, sebab adegan seolah menggumam tersebut hanya akan ditemui di dunia sinetron (biasanya ditambah dengan ekspresi mata yang menatap dalam dan dipicingkan). Zaman sekarang, menggumam dilakukan pada saat orang yang digumamkan tidak ada, dan biasanya berlanjut jadi bahan perbincangan yang serius sambil ketawa2 khas ibu2.

Masih memiliki anggapan terlalu dini soal kebolotan? Coba periksa kebiasaan Anda yang satu ini. Apakah Anda sering memilih kuping untuk mendengarkan orang berbicara? Anda sering memoncongkan kuping yang kanan/kiri ke arah sumber suara pembicara? Jika iya, dapat dipastikan Anda bolot.

Masih gak percaya? Apakah Anda sering membesarkan volume TV/radio? Anda memilih mendekati TV/radio untuk mendengar siaran yang sedang berlangsung? Jika iya (lagi), Waspadalah, karena kemungkinan besar Anda sudah bolot.

Telinga yang baik dan normal adalah yang dapat mendengar suara secara wajar dari kejauhan atau bahkan di balik tembok sekalipun, sebagaimana dicontohkan oleh Clark Kent. Kemudian, ciri pendengaran normal yang lain yaitu sebagaimana juga dicontohkan oleh Mel Gibson yang dapat mendengar suara lawan bicara ketika belum diucapkan (dalam hati). Jadi, jika Anda tidak memenuhi kriteria pendengaran normal ini, dapat dipastikan bahwa Anda bolot.

*) Hei saya mendengar suara “Jayus”

(source gambar kuping didapet di sini)

Comments

Popular posts from this blog

2021 Lalu Saya Covid

Logitech G300S Saya Rusak (1)