Pengalaman Sewa Motor di Bandung (2)

Alkisah, didapatlah waktu libur yang cukup lumayan. Saya dan partner hidup (okeh, wkwkwk) memutuskan untuk berlibur ke Bandung. Destinasi ini juga menjadi pilihan utama karena rutenya yang dekat dari Jakarta dan akomodasi yang cukup mudah via kereta.

Nah, berhubung kota Bandung ini sendiri mirip-mirip kota Jakarta dari segi kepadatannya, berkendara dengan sepeda motor untuk menjelajah isi kota ini merupakan pilihan yang logis. Biaya yang ditekan juga sangat lumayan jika dibandingkan dengan menyewa ojek daring (online).

Sayangnya, saya tidak menyangka jika ternyata waktu libur yang saya pilih merupakan puncak libur yang sangat-sangat parah. Memutuskan untuk menyewa motor di malam hari sebelum keberangkatan jelas merupakan tindakan yang konyol. Kenapa konyol?

Semua slot penyewaan sepeda motor habis. Andaikata ada, harganya bisa berkali-kali lipat dari harga normal. Bayangkan, jika Anda biasa menyewa 80 ribu – 90 ribu per hari untuk jenis motor metik kelas standard, pada high season, harga ini bisa mencapai 250 ribu per hari.

Paginya, di sepanjang perjalanan di atas kereta, saya mengontak tiap penyedia jasa penyewaan sepeda motor, baik itu via pencarian di Gugel dan juga via Instangram. Hasil yang didapat selalu sama, stok motor habis dan andaikata, harga yang ditawarkan bisa setinggi langit.

Namun, saya masih memelihara asa di dalam diri. Sesampainya di Bandung, saya mencoba mencari tempat penyewaan sepeda motor di sekitaran stasiun Bandung. Jalan sedikit ke arah kiri, didapatlah tempat penyewaan sepeda motor. Langsung saja saya bernegosiasi.

Didapatlah angka yang sangat logis untuk tiga hari, yaitu Rp 300 ribu. Sementara harga yang ditawarkan ketika saya mengontak online via WA atau IG bisa mencapai Rp 750 ribu. Sampai sini saya bisa menyimpulkan bahwa harga yang ditawarkan secara online tidak selalu lebih murah, terlebih ketika terkait jasa.

rental motor bandung

Comments

Popular posts from this blog

2021 Lalu Saya Covid

Logitech G300S Saya Rusak (1)