Catatan Tiga Hari Kemarin

14 Februari
Style old school cokelat dan bunga masih tetap ada di tiap 14 februari. Masih diekspos oleh industri, budaya menggenjot dagangan cokelat di event yang makin ke sini makin terasa basi. Diikuti oleh dress khas valentine yang wajib dibeli, dan jenis bunga tertentu yang juga ditunggangi jualan parfum. TV2 semacam MTV menggila, menyosialisasikan budaya yang kita sendiri gak ngerti dan dipaksa mengerti karena dicekoki setiap hari “Apa si loh gak gaul?”.

Tapi ada yang lebih substansial, entah berapa banyak darah perawan mengalir ke kasur, entah berapa banyak keperjakaan yang terlepas. Entah berapa miliar duit berputar di seluruh dunia untuk hotel atau karoke dengan room tertutup pada malam hari di 14 februari, plus jutaan kondom yang ludes terjual. Ke depannya mungkin ada ratusan bayi yang diaborsi bagi mereka yang hijau dan kemakan trend “gak afdol valentine-an gak ML”.

(hahaha gw emang tukang nge-judge)

15 Februari
Menemukan ratusan bercak-bercak “met valentine” di Facebook dan Friendster, dan blogsphere yang seketika ber-pink ria. (seolah-olah) Gak mikir ada hidup selepas mati, ada pertanggungjawaban selepas nanti. Huahuahua, bagus udah kena racun MobWars di FB gara-gara Mpesso, el mafio italiano. Lumayan buat mengganti aktivitas blogwalking yang musti di-stop dulu sampe bau2 pink+bunga+cokelat hilang 2-3 minggu ke depan. (nge-game terus, seolah2 ga inget mati)

16 Februari
Gaya wartawan sport detik yang menyebalkan ketika mengekspos Milan bak “dewa” tiba-tiba dibungkam oleh dua gol Internazionale. Entah cacian apa yang keluar hari ini di situs pemujaan mereka, mengomentari kekalahan dengan nada gak ikhlas… wkwkwk. Berhubung ini media saya, I scream a loud by saying, “Milan fight like a sassy girl!!!!”

PS:
– Postingan maki2 ini gak ada hub sama status kejombloan saya.
– Detik sucks, it is. Mereka selalu berat sebelah mengulas derby ini.

Comments

Popular posts from this blog

2021 Lalu Saya Covid

Logitech G300S Saya Rusak (1)